Bulan Ramadhan, khususnya di 10 hari terakhir menjadi jadwal itikaf para jamaah yang ingin lebih khusyu dan lebih banyak beribadah. Banyak kebaikan pastinya dari itikaf di Masjid ini, tapi apakah kebaikan-kebaikan itu diterapkan dalam berperilaku di kehidupan nyata? Di kantor saya setiap Ramadhan, DKM masjidnya rutin mengadakan kegiatan itikaf yang dibuka untuk masyarakat umum. Jamaah pun mendapatkan makan sahur yang disediakan panitia.
Gambar di atas adalah tumpukan sampah makan sahur para jamaah di itikaf/sahur tanggal 8 Juli 2015. Yaa, tumpukan sampah tepat di depan pintu masjid. Padahal oh padahal, beberapa meter di depan pintu itu disediakan kantong sampah (trash bag) besar. Entah siapa yang menginisiasi membuang sampah di situ, lalu yang lain mengikuti, atau para jamaah menganggap depan pintu masjid itu memang pantas untuk dijadikan tempat sampah (apalagi ini sampah bekas makanan) ???
Keesokan harinya …
Panitia (teman saya, sebut saja namanya kaka Anil) berinisiatif mengingatkan jamaah untuk tidak membuang sampah di depan pintu masjid degan memasang tanda peringatan seperti gambar di bawah (dengan bahasa yang lugas gak pake mohon-mohon haha :)).
Tapi sayag peringatan hanya ditempel di salah satu sisi pintu saja. Ini katanya kaka Anil beliau lupa nempelin hanya di satu sisi hahah, tapi ada hikmahnya, jadi bisa melihat perilaku para jamaah dalam mematuhi anjuran. Ternyata:
Para jamaah oh jamaah tidak kehabisan akal hahaha karena peringatan hanya ditulis di salah satu sisi pintu, walhasil mereka menumpuk sampah di sisi yang satunya. Kembalilah pemandangan di seperti hari sebelumnya.
Di sini lagi-lagi karakter bangsa yang muncul. Bukan mengatasnamakan agama, karena saya yakin agama mana pun akan mengajarkan tentang kebersihan dan keteraturan. Kepada para jamaah yang budiman yang melakukan itikaf di Masjid An Nuur Bio Farma tanggal 8 dan 9 Juli 2015, jika membaca tulisan saya ini, mohon di kemudian hari agar tidak melakukan hal yang sama, di mana pun. Jika sudah disediakan tempat sampah/area pembuangan sampah, mohon buang ditempatnya, tidak seperti gambar di atas.Rasanya malu sekali karena di negara lain yang mayoritas non Islam, sebut saja Jepang, mereka sangat menjaga kebersihan di tempat ibadah sekalipun bukan kuil Shinto/Buddha. Bahkan bukan hanya kebersihan, seperti mushola di Bandara Internasional Haneda, ada petugas yang melakukan patroli setiap 1-2 jam sekali ke mushola (agar tidak dijadikan tempat tiduran dan tetap menjaga kebersihan). Sepertinya ini memang karakter mayoritas bangsa dalam menjaga kebersihan ya.. Namun tetap di hati ini, semoga para jamaah akan tetap menjaga kebersihan dan kerapihan di mana pun mereka berada.
Salam hangat.
Hari ke-21 di bulan Ramadhan 1436 Hijriyah (9 Juli 2015)
aku tadi itikaf di biofarma Dan tidak buang sampah sembarangan kok qq xixixi
LikeLike
Pertahankan dan sebarkan kebiasaan baiknya zah….enak kan makan saurnya *eehh
LikeLike
wakakakakak juara lah biofarma mah masalah perut x))
LikeLike
Ironis sekali ya. Niat itiqaf menjalankan perintah Allah dan Rasulnya, eh malah melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Padahal islam mengajarkan hal-hal tentang kebersihan. Mudah2an Dakwahnya bisa sampai ke para “Jamaah oh jamaah itu ya”.
Oh ini ya mushola di haneda itu, sy berkali2 ke situ blom sempat nengok mushola nya.
Feriyadi, tulisannya bagus2. Keep writing ya. Salam sukses!
LikeLike
kebetulan dapat laporan foto2 dari teman2 saya hehe, jd lbh baik dipublikasikan saja.
Coba solat di haneda Kang, bersih sih dan ada satu keran utk wudhu. Wktu overnight di sana, musolany selalu sepi (yg pakai saya dan temen2 aja) jd kt cenderung utk diem dan berlama2 di situ tapi selalu ada petugas jdnya kita malu hehe.
Sy cuma nulis kegiatan sehari2 aja Kang Erwin, blm yg hebat inspiratif heheh 😁 hatur nuhun
LikeLike